Ketan Panjang (Istilah Lokal Indraayu)

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.

Ketan Grendel

Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur),
Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti.
Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1-3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6-7 ton/ha. 


Secara umum, tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis varietas:

1. Varietas Padi Hibrida
Adalah varietas padi yang hasilnya akan maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila benih keturunannya ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo.(mahal banget pokoknya). Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.


Beras Hitam Panjang

Contoh Padi Hibrida:
Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9,  Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64,  Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, dll

2. Varietas Padi Unggul
Adalah varietas yang bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali,Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10 ribu per kilo. Beberapa contohi varietas ini adalah CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit,  dll.

Tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan  dari pihak BATAN telah mengeluarkan padi varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk, Pandan Putri dll, tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam petani, tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih baik seperti : Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll,  tahun 2012  telah dilepas beberapa varietas padi, inpari 22-29. Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. seperti Inpara 1-8, Demikian pula untuk padi gogo (inpago) seperti Inpago 1-5, dll

Selain varietas diatas kita ternyata kita juga banyak memiliki Varietas Lokal, varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah tertentu. Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tertentu. Setiap varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan.

Contoh varietas lokal: varietas kebo, Indramayu, pemuda idaman,  (Indramayu), Gropak, Ketan tawon, Gundelan (Malang), Merong                ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak (Kulon Progo-Jogja), Angkong, Bengawan, Engseng, Melati, Markoti, Longong, Rejung Kuning, Umbul-umbul, Tunjung, Rijal, Sri Kuning, Untup, Tumpang Karyo, Rangka Madu, Sawah Kelai, Tembaga, Tjina,  dll.

Beras Hitam Pendek
1. Varietas padi lokal banyumas

1.    Padi Hitam
2.    Padi Gandamana
3.    Padi Kidangsari
4.    Padi Konyal
5.    Padi Cere Unggul
6.    Padi Cere Kuning
7.    Padi Sari Wangi
8.    Padi Pandan Wangi
9.    Padi Mentik Wangi
10.  Padi Mentik
11.  Padi Mendali
12.  Padi Sri Wulan
13.  Padi Wangi Lokal.

Beras dari jenis padi tersebut, sebelum ditemukan jenis padi IR telah menjadi primadona masyarakat Banyumas. Terutama jenis Gandamana atau padi Grendeng. Namun saat ini, varietas tersebut hanya dapat dijumpai pada daerah-daerah tertentu di pelosok Banyumas. Itu pun populasinya sangat sedikit dan terbatas. Jenis padi Hitam, Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning benihnya masih ada di Grumbul Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden.
Varietas Gandamana, Kidangsari, Sari Wangi, Pandan Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan ditemukan di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen. Dan, varietas Mentik Wangi dan Wangi Lokal benihnya didapat dari Fakultas Pertanian Unsoed.


Penulis Dan Mahasiswa STPP Bogor

Selain padi lokal putih ada juga padi local Merah, Hitam dan unggu padi mera, hitam dan unggu ini memiliki cirri berupa berasnya berwarna merah, hitam dan unggu.
Padi Padi Lokal Penghasil Beras Merah
15 genotipe Padi lokal di Sumatera Barat penghasil beras merah Swasti,dkk (2007): Hanum, dkk (2010):
1.   Padi Kalupak
2.   Siarang Putih Kekuningan
3.   Siarang Talang Babungo
4.   Siarang Sariak Alang Tigo
5.   Siarang Lolo
6.   Beras Merah Sangir
7.   Padi Halus
8.   Beras Merah Jorong Mudiak Simpang
9.   Beras Merah Teluk Embun
10.   Karajut
11.   Kopal Cino
12.   Nabara Merah
13.   Siopuk
14.   Silopuk
15.   Padi Telur
Lima jenis padi beras merah lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu (Kristamtini & Purwaningsih, 2009):
1.   Mandel (asal Gunungkidul) padi gogo
2.   Segreng (asal Gunungkidul) padi gogo
3.   Cempo merah (asal Sleman) padi sawah
4.   Saodah merah (asal Bantul) padi sawah
5.   Andel merah (asal Bantul) padi sawah
Delapan jenis padi beras merah dan hitam lokal asal Sukabumi Jawa Barat(Susanto, 2014)
1.   Batu Ladang beras merah
2.   Cere Kawat beras merah
3.   Ketan Nangka beras merah
4.   Ketan Ruyung beras merah
5.   Padi Batu beras merah
6.   Padi Salak beras merah
7.   Padi Sero beras merah
8.   Padi Terong beras merah
9.   Ketan Hitam beras hitam
10.   Padi Gadog beras ungu
Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 2 padi penghasil beras hitam yaitu padi Aen Metan dan Hare Kwa (Ihsan, 2013)selain itu di NTT juga di jumpai padi hitam Woja Loka yang dikembangkan sebagai beras hitam organik oleh petani di Kepanjen Malang. Sedangkan Subang memiliki padi hitam Cibeusi.(Ihsan, 2013).
Penelitian yang dilakukan BPTP Jawa Timur terkait padi-padi penghasil beras merah, ungu dan hitam di jumpai puluhan jenis, diantaranya Padi Saman, Pelang Cemeng, Gogoniti, Cemani, Lembu Petteng, dll.
Penelitian (Kristamtini, Taryono, Basunanda, & Murti, 2014) menyebutkan varietas lokal penghasil beras hitam. Diantaranya:
1.   Melik Jawa asal Kedon – Ganjuran – Bantul – Yogyakarta
2.   Jlitheng asal Sleman Yogyakarta
3.   Cempo Ireng asal Seyegan – Sleman – Yogyakarta
4.   Pari Ireng asal Padasan – Pakembinangun – Sleman – Yogyakarta
5.   Padi hitam NTT asal Alor – NTT
6.   Padi hitam Bantul asal Njayan – Imogiri – Bantul
7.   Padi hitam Magelang (berbulu) asal Sawangan – Magelang – Jawa Tengah
8.   Padi hitam Magelang(tak berbulu) asal Sawangan – Magelang – Jawa Tengah
9.   Padi hitam Sragen asal Sragen – Jawa Tengah
10.   Padi hitam Banjarnegara-Wonosobo asal Wonosobo JawaTengah
11.   Padi Hitam Banjarnegara asal Banjarnegara Jawa Tengah
Pemuliaan Padi penghasil beras merah-hitam hitam terus dilakukan, diantanya menghasilkan jenis padi yang berumur genjah, dan aromatik. Beras merah aromatik sedang proses uji oleh BB Padi Subang untuk di lepas sebagai varietas unggul.



Sumber :
Hanum, T., Swasti, E., & Sutoyo. (2010). Uji Toleransi Beberapa Genotipe Padi Beras Merah Lokal (Oryza sativa L.) Terhadap Kekeringan Selama Fase Semai. Jerami3(3).
Ihsan, N. (2013). Potensi Beras Hitam Lokal , Kekayaan Plasma Nutfah Indonesia. Wedangberashitam. Retrieved January 12, 2015, from http://wedangberashitam.wordpress.com/2013/01/14/potensi?beras?hitam?lokal?kekayan?plasma?nutfah?indonesia/
Kristamtini, & Purwaningsih, H. (2009). Potensi Pengembangan Beras Merah Sebagai Plasma Nutfah Yogyakarta. Jurnal Litbang Pertanian28(3).
Kristamtini, Taryono, Basunanda, P., & Murti, R. H. (2014). Keragaman Genetik dan Korelasi Parameter Warna Beras dan Kandungan Antosianin Total Sebelas Kultivar Padi Beras Hitam Lokal. Ilmu Pertanian17(1), 57–70.
Susanto, D. A. (2014). Desa Sinar Resmi Rumah 60 Jenis Padi Dalam. Bebeja.com. Retrieved from http://www.bebeja.com/seri-padi-unggul-4-desa-sinar-resmi-rumah-60- jenis-padi-dalam/


0 komentar Blogger 0 Facebook

 
SAUNGTANI © 2019.Alamat. Sekretariat Saungtani indramayu. Jln.Irigasi Desa Malangsari Kec.Bangodua Kab.Indramayu Jawa Barat admin
Top